PROSEDUR PENANGANAN PELANGGAN USAHA LAUNDRY
PROSEDUR PENANGANAN PELANGGAN
TAHAP I
Penerimaan Pelanggan
Dilakukan oleh bagian penerimaan pelanggan merangkap administrasi / kasir
1. Cucian kotor diterima oleh bagian penerima pelanggan.
2. Penerima pelanggan wajib menanyakan mengenai pakaian yang akan dicuci,
apakah ada yang mudah luntur warnanya, atau ada yang harus dicuci khusus untuk
menghindari kesalahan pencucian.
3. Sambil menunggu cucian kotor ditimbang dan pembuatan nota, konsumen
diminta menunggu ditempat yang telah disediakan.
4. Cucian tersebut kemudian ditimbang dan dihitung jumlah unit pakaian.
5. Setelah ditimbang, penerima pelanggan kemudian membuatkan nota
pembayaran, nota tersebut berisi nama dan alamat pelanggan, berapa jumlah
kilogram dan berapa jumlah unit pakaian yang akan di-laundry, dan berapa total
pembayarannya, serta keterangan lain (jika diperlukan)
6. Jika terdapat layanan pemilihan pewangi pakaian, pelanggan dipersilakan
untuk memilih pewangi sesuai yang diinginkan pelanggan. Dan ditulis dalam nota
pembayaran tersebut.
7. Nota pembayaran rangkap ke-1 tersebut kemudian diberikan kepada konsumen.
8. Jika konsumen membayar lunas dimuka, maka nota tersebut dicap “LUNAS”
oleh bagian penerimaan pelanggan.
9. Jika konsumen belum membayar, maka pembayaran dapat dilakukan pada saat
pengambilan cucian.
TAHAP II
Pencucian
Dilakukan oleh bagian pencucian
1. Cucian ditempatkan dalam box khusus sesuai dengan nama konsumen
2. Untuk memudahkan identifikasi, setiap pakaian diberi nomor urut. Dan
nomor urut tersebut ditulis pada nota rangkap ke-2.
3. Cucian yang mudah luntur dicuci tersendiri.
4. Proses cuci dilakukan dengan menggunakan mesin cuci yang tersedia dengan
standar penggunaan bahan cuci yang tidak berbahaya, tidak menimbulkan kerusakan
pada pakaian maupun warna pakaian.
5. Pengeringan cucian juga dilakukan menggunakan mesin cuci tersebut.
6. Jika proses cuci tersebut telah selesai, maka cucian bersih kemudian
diambil dari mesin cuci dan dimasukkan kedalam box sesuai nama konsumen untuk
selanjutnya disetrika.
TAHAP III
Setrika Cucian Bersih
Dilakukan oleh bagian setrika
1. Box berisi cucian bersih tersebut kemudian dimasukkan ke ruang setrika
untuk disetrika.
2. Penyetrika harus menyetrika satu box sampai selesai sebelum beralih
kepada box lainnya untuk menghindari tertukarnya pakaian antara konsumen yang
satu dengan konsumen yang lain.
3. Cara menyetrika yang baik adalah dengan memperhatikan bahan kain yang
akan disetrika, misalnya untuk bahan kain yang tipis atau sutra, cara
menyetrika tidak boleh terlalu panas. Sedang untuk pakaian berbahan jins,
setrika dengan panas secukupnya. Oleh karenanya pengetahuan tentang berbagai
jenis pakaian atau kain mutlak untuk dimiliki.
TAHAP IV
Bagian setrika merangkap bagian pengemasan
1. Cucian yang sudah disetrika kemudian dikemas dengan menggunakan plastic
kemasan tersendiri. Tujuannya adalah agar cucian tetap rapid an wangi sampai
dengan diambil oleh konsumen.
2. Sebelum dikemas, bagian pengemasan harus memastikan bahwa pakaian yang
dikemas telah sesuai baik dari segi nomor urut maupun jumlah pakaian,
dicocokkan dengan nota rangkap ke-2.
3. Pengemasan tidak boleh dipaksakan, artinya pengemasan harus memperhatikan
kerapihan pakaian yang telah disetrika. Jika satu kemasan tidak cukup, gunakan
dua kemasan atau lebih. Misalnya : baju-baju kerja dikemas tersendiri, celana
jins juga dikemas tersendiri.
4. Kemasan tersebut diselotip supaya rapi.
5. Setelah dikemas tersebut, cucian bersih kemudian dimasukkan dalam tas
plastic berlogo khusus yang bagian luarnya telah ditempeli nota rangkap ke-2.
6. Setelah selesai, cucian bersih yang telah selesai dikemas tersebut
kemudian ditempatkan pada ruang penyimpanan untuk memudahkan pengambilan.
TAHAP V
Serah Terima dan Pembayaran
Dilakukan oleh bagian administrasi / kasir
1. Konsumen yang akan mengambil cucian, diminta menunjukkan nota rangkap
ke-1
2. Setelah itu petugas mengambil cucian pada tempat penyimpanan sesuai
dengan nota yang ditunjukkan konsumen.
3. Jika konsumen belum membayar (nota belum di cao lunas), maka petugas
wajib mengingatkan konsumen untuk melakukan pembayaran.
4. Setelah pembayaran selesai, nota tersebut di cap “LUNAS”
5. Kemudian cucian yang sudah selesai diproses tersebut kemudian
diserahterimakan kepada konsumen.
6. Konsumen dipersilakan untuk mengecek pakaiannya, apakah telah sesuai.
7. Jika telah selesai, nota rangkap ke-1 (yang telah dicap “TELAH DIAMBIL”
diserahkan kepada konsumen, sedangkan nota rangkap ke-2 diarsipkan sebagai
bukti transaksi.
PROSEDUR KOMPLAIN PELANGGAN
Komplain diterima oleh administrasi / kasir / supervisor (jika ada)
Ditanggungjawabi oleh semua bagian yang terkait
1. Komplain kurang bersih langsung direspon dan dikerjakan pada bagian yang
dikomplain dengan sungguh-sungguh, tanpa alas an apapun dan langsung
dikerjakan.
2. Komplain pakaian yang dicuci rusak atau luntur, harus dipastikan hal
tersebut akibat proses pencucian atau akibat pengerjaan. Jika benar, harus
ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa.
3. Komplain pakaian hilang, harus dipastikan bahwa kehilangan tersebut
akibat proses pengerjaan yang tertukar dengan konsumen lain. Jika benar, harus
ditanggungjawabi supaya konsumen tidak kecewa disertai permintaan maaf bahwa
hal tersebut bukan disengaja, dan memungkinkan untuk diberi voucer gratis untuk
pencucian slanjutnya. Untuk meminimalisir komplain pakaian hilang, pada waktu
serah terima pakaian yang telah bersih kepada konsumen, bagian kasir harus
meminta konsumen untuk memeriksa terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat.
PROSEDUR BAHAN BAKU
Penetapan & Penghitungan
1. Bahan baku harus dihitung untuk beban per kilogram cucian agar dapat
ditentuakan penggunaan bahan baku dan perkiraan biayanya.
2. Bahan baku yang dibeli harus dikemas perplastik takaran untuk per
kilogram cucian, sehingga memudahkan ukuran bahan baku dalam melakukan proses
pengerjaan pencucian.
3. Harga beli bahan baku dibagi jumlah plastic takaran yang dihasilkan untuk
mendapatkan biaya bahan baku per kilogram cucian.
4. Bahan baku hilang atau berkurang tanpa sebab yang jelas menjadi
tanggungan para karyawan.
Pembelanjaan Bahan Baku
1. Stok bahan baku harus dicatat dalam kartu stok agar pengeluaran bahan
baku terkontrol.
2. Wajib melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku jika stok bahan baku
sudah pada kondisi sisa maksimum 30%, minimum 20%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar